"Heemmm," Alif pun langsung tersenyum, sambil buru-buru membalas pelukannya.
"Kamu takut banget ya, sama petir?"
"Kamu takuuut?" Tanyanya yang dengan sangat pelan dan penuh perhatiannya, langsung mengusap-usap rambutnya dengan penuh kasih sayang.
"I_iya Mas Alif, S_Shanum takut banget sama, petiiiir." Rengek Shanum lagi.
"S_Shanum takut banget, Maaas."
"S_Shanum takut bangeeet!"
"Sssssttt! Udah udah udaaaah. Kamu tenang, yaaa! Ada Mas di sini." Alif pun langsung berusaha untuk menenangkannya.
"Sssssttt, udah!" Ia pun kemudian langsung membalas pelukannya semakin erat lagi, sambil menciumi rambut dan keningnya dengan penuh kasih sayang. Sehingga membuat Shanum pun seketika langsung terdiam dan terbengong di pelukannya.
"A_apa yang sekarang ini sedang Aku, lakukan?" Ucapnya dalam hati yang baru saja sadar dengan semuanya.
"K_kenapa Aku sama Mas Alif malah jadi peluk-pelukan kayak gini, sih?" Shanum pun benar-benar sangat menyesal.
"Aduuuuuh! Bodoh, bodoh, bodoh!"
"Pasti sekarang ini Mas Alif beranggapan, kalau Aku ini cewek gampangan." Shanum pun tiba-tiba saja langsung panik.Bahkan karena saking paniknya raut wajahnya pun langsung berubah menjadi sangatlah merah karena malu.
"Shanum, kamu kenapa? Kok diem?" Tanya Alif yang sekarang ini masih terus memeluknya.
"Aduuuuuh! Mati, deh!" Shanum pun semakin panik dan malu lagi dibuatnya.
"A_apa yang harus aku lakukan sekarang? A_aku harus ngomong apa sekarang sama Mas Al,,,,,,,,," Seketika ucapannya itu pun, langsung terpotong.
"Shanum, kamu kenapa? Kamu nggak papa, kan? Kok dari tadi kamu diem aja?" Alif yang semakin bingung pun, langsung buru-buru melepaskan pelukannya dari tubuhnya.
"M_Mas Alif jangan pernah, ya! Ngelakuin kayak gini lagi sama, Shanum!" Shanum pun tiba-tiba saja langsung marah-marah kepadanya.
"M_maksudnya?" Alif kebingungan.
"Iya. Mas Alif jangan pernah, ya! Ngelakuin kayak gini lagi sama, Shanum!" Ucap Shanum lebih jelas lagi.
"T_tadi Mas Alif sengaja, kan?"
"Cari-cari kesempatan, biar Mas Alif ini bisa peluk-peluk, Shanum?" Ucapnya lagi yang tiba-tiba saja langsung berbicara dengan kata-kata yang sangat-sangat tidak masuk akal seperti itu. Sehingga Alif yang mendengarnya pun, tersenyum.
"Maksud kamu, apa?" Alif pun langsung melangkah lebih dekat lagi darinya.
"Bukanya tadi itu kamu, ya? Yang peluk-peluk Mas, duluan?" Tanyanya.
"Kamu yang tiba-tiba ketakutan, dan entah disengaja atau tidak langsung peluk, Mas." Jelasnya.
"T_tapi kan tadi Shanum nggak minta, Mas juga balas pelukan dari, Shanum." Shanum yang entah mengapa, tiba-tiba saja langsung menjawabnya dengan sangat gugup. Sehingga Alif yang mendengarnya pun, lagi-lagi tersenyum.
"Kalau emang tadi kamu nggak mau dibalas pelukannya sama Mas, kenapa tadi kamu peluk-peluk Mas, duluan?" Alif yang benar-benar heran pun, lagi-lagi terus tersenyum melihat tingkah laku anehnya.
"Y_ya, terserah. Mau Shanum peluk Mas duluan, apa, nggak." Shanum pun malah justru langsung menjawabnya seperti itu.
"Pokonya jangan pernah, ya!" Ucapnya lagi.
"Mas Alif ngelakuin ini lagi sama, Shanum!"
"Udah. Udah cukup! Ini yang terakhir!" Ucapnya lagi yang terus saja menyalah-nyalahkannya seperti itu. Sehingga Alif yang mendengarnya pun, seketika langsung tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Dari pada istri Mas yang cantik ini marah-marah terus kayak gini,,,," Alif pun kemudian langsung melangkah lebih dekat lagi darinya.
"Lebih baik istri Mas yang cantik ini, Sholat. Ya!" Perintahnya.
"Biar pikiran dan hati Istri Mas yang cantik ini, tenang." Alif yang dengan sangat pelan dan penuh perhatiannya, langsung tersenyum sambil terus mengusap-usap rambutnya dengan penuh kasih sayang.
"Mas Alif nggak usah takut!" Jawab Shanum, masih terus sewot.
"Nanti juga Shanum Sholat, kok!" Tegasnya.
"Tapi nanti! Habis Shanum pake ini dulu!" Tegasnya lagi sambil menunjukkan cat kuku-kuku cantik miliknya, kepadanya. Sepertinya sekarang ini, Ia mau melanjutkan lagi aktifitasnya itu kembali, setelah tadi sempat diganggu olehnya.
"Ya, udah." Alif yang dengan sangat dewasanya, mencoba untuk terus mengerti dan mengalah darinya.
"Mas juga mau ngelanjutin pekerjaan Mas lagi, ya." Ucapnya lagi sambil tersenyum, kemudian langsung melangkah kembali menuju meja kerjanya.
1 jam berlalu,,,,
"Alhamdulillaaaah. Akhirnya semua pekerjaan-pekerjaan ku ini, selesai juga." Alif pun akhirnya bisa menghela nafas lega juga, setelah hampir 2 jaman lebih Ia mengerjakan semua pekerjaan-pekerjaannya.
Ia pun langsung bangun dari meja kerjanya, dan langsung beranjak melangkah menuju tempat tidurnya untuk istirahat.
Namun belum juga sempat Ia sampai di tempat tidurnya, tiba-tiba saja Ia sudah dibuat tersenyum, melihat tingkah laku lucu Shanum istrinya yang yang sekarang ini malah justru sudah tertidur pulas, dengan posisi tidur yang tidak teratur, dan cat kuku yang juga berantakan dan berserakan dimana-mana di atas kasur. Sepertinya Ia ketiduran, saat tadi Ia sedang memakaikan cat kuku di kuku-kuku cantiknya, dan sepertinya lagi Ia juga belum sempat mengerjakan apa yang Ia perintahkan tadi, yaitu Sholat Isya.
"Heemmm," Alif pun lagi-lagi hanya bisa tersenyum sambil terus menggeleng-gelengkan kepalanya. Kemudian, Ia pun langsung menghela nafas pelan dan membuangnya kasar, melangkah menghampirinya dan duduk tepat disampingnya.
"Kenapa, siiiiih?!! Kamu ini susah banget dikasih taunyaaa? Hah!" Alif yang benar-benar sudah sangat gemas dan merasa pusing sendiri, megahdapi sikap Shanum istri manjanya itu yang sangat nakal dan keras kepala.
"Sholat juga belum, udah ketiduran kayak gini," Ucapnya lagi yang kemudian langsung tersenyum memandangi wajah cantiknya.
"Mana ini cat kuku juga berantakan banget lagi, nggak diberesin." Alif yang dengan sangat sabarnya, kemudian langsung membereskan semua cat kuku-kuku tersebut satu persatu dari atas kasurnya, dan menaruhnya kembali di atas meja riasnya.
Setelah selesai dengan semuanya, Ia pun langsung buru-buru memindahkan posisi tidurnya kepada posisi tidur yang benar, menyelimutinya dengan sangat pelan dan hati-hati, dan kemudian langsung ikut berbaring disampingnya. Perlahan, Ia pun langsung memeluknya dari belakang.
"Eeeemmmm." Alif yang semakin gemas pun, langsung menciumi rambut, leher, pundak, dan telinganya dengan sangat pelan dan penuh kasih sayang.
"Euuuummmm,,,,," Shanum pun tiba-tiba saja langsung terusik dari tidurnya, karena Ia merasa risih dengan sentuhannya yang dari tadi tak henti-hentinya terus memeluk dan menciuminya.
"Ssssssttttt,,,,," Alif pun langsung mengusap-usap rambutnya dengan pelan, agar Shanum istrinya itu tidak terbangun dari tidurnya.
"Hemmm. Kamu ini lucu banget, sih?" Alif yang tiba-tiba saja langsung tersenyum kembali, sambil terus memandangi wajah cantiknya.
"Kamu yang peluk Mas duluan, tapi malah kamu yang nyalah-nyalahin, Mas."
"Pake acara marah-marah nggak jelas lagi tadi, ke Mas."
"Emang segitu gengsinya ya, kamu. Untuk ngaku, kalau memang kamu yang tadi peluk Mas, duluan?" Ucapnya lagi dalam hati, yang terus tersenyum mengusap-usap rambutnya dengan penuh kasih sayang.
"Kamu tenang aja, ya."
"Kamu nggak usah takut!"
"Mas nggak akan pernah berbuat macam-macam sama kamu."
"Mas akan ngelakuin semuanya, nunggu sampai kamu siap. Supaya nanti kita bisa menikmatinnya bersama-sama." Ucapnya lagi dengan sangat pelan dan penuh perhatiannya.