Pagi ini suasana terasa begitu dingin. Bian melihat Flo masih bergelung dengan selimut. Ditatapnya wanita itu dengan lekat karena tidur dengan sangat lelap. Bian yang duduk di pinggir kasur, membelai kepala Flo, berharap sentuhan lembut tangannya, mampu membuat tunangannya terbangun. Sejujurnya ia tidak tega, tapi waktu terus berjalan dan hari ini adalah jadwal bertemu dengan seseorang. Jika bukan karena urusan penting, tidak mungkin Bian tega mengganggu tidur Flo yang nyenyak. Pelan sekali Bian melakukannya. Antara tega dan tidak tega. Apalagi melihat wajah Flo yang polos, benar-benar menenangkan perasaannya. Benar saja, tidak lama setelah Bian mengusap kepalanya, perlahan Flo mulai menggeliat. Erangan kecil terdengar, seperti anak kecil yang tidurnya diganggu. “Flo,” panggil Bian pelan