Tanpa rasa takut, dengan wajah yang basah karena air mata, Citra menatap Bian dengan tatapan terluka. Ia mencoba menghapus air matanya, lalu bangun dari duduknya. Ia berjalan mendekati lemari pendek, di mana ada beberapa foto Bian dengan Flo di sana. Diambilnya foto itu, kemudian menatapnya dengan penuh amarah. “Karna wanita ini, kamu tega mengancamku?” Citra membanting foto itu ke lantai hingga figuranya hancur. Bian terkejut dengan tindakan tiba-tiba Citra. “Kenapa kamu hancurkan benda itu?” “Kenapa? Apa foto itu sangat berarti sampai kamu membentakku?” “Citra, jangan seperti anak kecil!” Citra menangis sejadi-jadinya. “Apa yang kita lewati bertahun-tahun lamanya, hilang begitu saja dari ingatan kamu, Bi? Rasa sayang dan cinta, yang selama bertahun-tahun selalu kamu katakan di pagi