Bian sudah menunggu Arga di bar tempat keduanya sempat bertemu. Sudah sepuluh menit Bian di sana, ditemani minuman dengan kadar alkohol rendah. Ia tidak mau hilang kesadaran karena akan membicarakan sesuatu yang penting dengan Arga. Hatinya terasa gelisah, berharap malam ini masalahnya segera selesai. “Sori lama.” Suara Arga membuat Bian kaget sekaligus lega. “Tidak masalah. Ayo duduk.” Arga duduk di sebelah Bian dengan wajah sedikit lelah. “Mas Bian mau ngomong apa lagi? Rasanya semua sudah jelas dan tidak ada yang perlu dibahas lagi.” “Belum Ar, masalahnya belum selesai. Aku sudah bilang kan kalau aku akan menyelesaikan semuanya dan meyakinkan Flo bahwa aku tidak pernah mempermainkan perasaannya. Aku serius dan aku tulus mencintai dia.” Sebagai saudara Flo, tentu saja ia ingin yang