Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Isyana Darmawan.. Nama yang menghangatkan seluruh jiwa Arsa. Gadis kecil yang istrinya lahirkan dengan bertaruh nyawa itu saat ini sedang berdansa. Memutari isi kamar sambil bersenandung. Sedangkan ia dan Ariana duduk di tepian ranjang demi melihat kebahagiaan sang putri. 'Rasanya sangat menyenangkan,' batin Arsa menilai apa yang ia lalui setelah memiliki Isyana dihidupnya. "Aku punya anjing kecil.. Kuberi nama Dipdip." Mata Ariana membulat. Kepalanya langsung bergerak sembilan puluh derajat. Menatap Arsa yang justru bertepuk tangan seolah sedang menikmati nyanyian ngawur putri mereka. "Dipdip senang berlari-lari.." Isyana merentangkan boneka anjing super besar yang baru saja Arsa belikan ketika mereka pulang dari rumah sakit tadi. Berputar dengan mengombang-ambingkan mainan barun

