39

1253 Kata

Hahaha.. Di dalam hati Arsa tertawa terbahak-bahak. Benyamin bahkan tak menyambut tantangannya. Laki-laki itu kabur tanpa mau mengantarkan ia dan Isyana ke ruangan Ariana. Terlihat menyerah bahkan sebelum perang benar terjadi?! Cih! Arsa tak menyangka jika lawannya akan menggelikan seperti Benyamin.  "Hai, Sayang." Sapa Arsa ketika memasuki ruang praktek Ariana. Laki-laki itu masuk dengan membawa serta Isyana. Mereka saling berpegangan tangan membuat Ariana terkekeh.  "Isya pasti kabur-kaburan ya makanya digandeng gitu?" tanya Ariana. Ia menyambut pelukan si kecil sebelum jantungnya dibuat berdetak tak karuan oleh ciuman tiba-tiba Arsa.  Arsa membantu Ariana. Ia memastikan jika tak akan ada panggilan mendadak atau tambahan antrian pasien. Setelah merasakan denyut-denyut pebinor (pereb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN