Arsa segera masuk ke dalam mobil. Ia melirik Isyana yang sedang menonton kartun dari Ipad yang dirinya belikan. “Sayang,” tegur Arsa karena Isyana seolah tak menyadari kehadirannya. “Papa udah dateng loh.” Arsa semakin menunjukan eksistensinya. Sayang sekali tanggapan Isyana tak memenuhi ekspektasi laki-laki itu. “Papa bawa es krim.” Isyana menutup layar gadgetnya dengan Ipad case berwarna merah muda sebelum kembali memasukan benda tersebut ke dalam tas sekolahnya. “Rasa vanila Papa?” “Ada dong,” jawab Arsa semangat. Ia langsung merogoh ke dalam kantong belanjaan dan mengambilkan rasa es krim yang putrinya mau. Pelan-pelan Arsa mulai menghafal daftar kesukaan sang putri. Arsa belajar perlahan. Menghindari apapun yang anaknya tak sukai demi menjaga citranya sebagai ayah terbaik di duni