"Cerah amat muka lo, Yol?! Curiga nih Abang." Arsa menghembuskan nafas. Tadinya ia berniat menemui malaikat di rumah Bundanya, berharap akan mendapatkan sedikit asupan sarapan karena tak tega mengganggu tidur nyenyak Ariana. Eh! Bukan kebaikan yang dirinya temui, malah iblis meresahkan. "Dapet ena-enanya ya?!" Mata Arsa melotot. Ia langsung melirik Isyana dalam gendongan. Benar saja, sang putri sedang mengerutkan kening. Bersiap hendak melemparkan pertanyaan. Astaga! Andai bisa tukar tambah kakak di bursa saham, akan Arsa lakukan secara online. "Om Dip.. Ena-ena itu apa?!" Benar bukan?! Memang sangat sialan abangnya. Manusia petakilan itu tidak tahu bagaimana ia menjaga Isyana sampai-sampai untuk berkata sembarangan saja, Asa harus berpikir ribuan kali. "Es krim, Sayang. Semalem