46

1125 Kata

Pukul empat pagi ketika suara panggilan untuk beribadah menyeruak, Dipta membuka mata.  Sejak usia muda, kakak kandung Arsa itu memang tak pernah meninggalkan seruan menghadap sang pencipta meski kenakalannya juga tak berkurang dalam membuat dosa. “Yol.. Bangun.. Jamaah ayo..” “Abang kalau berisik, Adek aduin ke Kak Dira liat p****t cewek orang.” Heh!!! Kesal karena sang adik masih teler, Dipta lalu melayangkan pukulan pelan dikepala anak itu. Aib kapan tahun yang Arsa ucapkan, masih ingat saja dia. “Gue mending balik aja deh.” Gumam Dipta sembari merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Gila memang si Arsa. Nggak kira-kira kalau mau ngajakin kakek-kakek seperti dirinya menuju ajal.  Untung saja malaikat maut malas bertemu, jika iya, beuh sudah Dipta pastikan istrinya yang cantik

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN