“Kamu nggak call supir kamu?!” di depan rumah, Arsa merelakan dirinya duduk di atas lantai dengan Jackson. Wait! Kenapa ia tiba-tiba terdengar seperti Si Jengkol?! Astaga! Semua ini pasti karena terlalu lama bersama. Terhitung mereka sudah saling mengenang nasib selama satu jam lebih. “What should i do?” Pertanyaan jebakan. Arsa telah melalui masa ini puluhan kali dan jawaban yang ia berikan selalu ditolak Jackson mentah-mentah. “Please.. Jangan bilang pulang Om Mertua. Isyana masih marah. Jack nggak bisa pulang dengan tenang.” Shit!! Bukan kah ucapan anak ini terdengar sangat tua untuk usia anak dibawah umur?! Bagaimana bisa ada manusia aneh seperti Jackson. Arsa hampir tak dapat mempercayainya. “Saya nggak berpengalaman soal wanita, Jeng.. Jackson.” Rasanya bukan waktu yang tepat bag