"Jackson please.." lirih Arsa. Ia mulai tak tahan dengan panggung sandiwara yang anak kecil dihadapannya sajikan. "Kalau kata Abang saya.. Kamu kencing saja belum lurus, Jackson!" Geram Arsa karena Jackson benar-benar membuat kepalanya pusing. “Abang is brother, right?!” tanya Jackson diluar konteks apa yang Arsa katakan. “Yang tadi ya Om Mertua?!” Oh, Tuhan!! Bagaimana mengenyahkan manusia mengesalkan satu ini?! “He is handsome..” Arsa menghembuskan nafas. Untung saja Dipta sudah pergi. Jika tidak, Arsa pastikan Abangnya akan terbang ke surga karena mendapat pujian setinggi langit. “Isyana dimana?” tanya Arsa pada akhirnya. Waktunya sudah banyak terbuang demi menghadapi Jackson. Ia bahkan belum mengetahui keadaan sang putri yang jelas-jelas lebih penting. “Playing games on iPad