“Sayang.. Isya ganti celananya, ya?!” tawar Arsa sembari mengangkat rok balon berwarna merah marun agar Isyana tahu outfit yang ia pilihkan hari ini. “Papa..” Isyana melambaikan tangan. Meminta Arsa untuk mendekat. “Isya malu. Ada Om Dip,” bisik anak itu membuat papanya terkekeh. Sungguh sangat menggemaskan. Copyan Ariana sekali. “Sayang.. Nggak apa. Om Dip kan paman Isya.” Jelas Arsa. Tangannya masih setia melebarkan lubang karet yang ada di bagian pinggang rok. Menanti kaki-kaki kecil sang putri agar masuk ke sana. “Yuk.. Bisa kan lepas celana boboknya. Papa pegangin roknya ini.” “Papa.. Kata Jackson nggak boleh.” “Jackson?!” ulang Arsa. Ia mengingat jika pada kali terakhir menjemput sang putri, Isyana juga menyebut nama anak laki-laki itu. “Apa yang nggak boleh?!” tanya Arsa mem