88

1070 Kata

Arsa melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Sudah lima belas menit Fadli turun menyiapkan mobil, tapi asisten pribadinya itu tak kunjung kembali ke ruangan. Pria dewasa seperti Fadli tidak mungkin bersikap un-profesional bukan?! Tapi sepertinya perkiraan Arsa kali ini salah. Fadli- Asisten pribadinya sedang dalam mode sensitif. Laki-laki itu memang marah sehingga sebisa mungkin menghindari atasannya. "Mana anak ini?!" Decak Arsa. Ia bangkit dari kursi kebesaran. Meninggalkan ruang kerja dan bersikap mandiri dengan turun sendiri ke lobby perusahaan. "Siang Pak Arsa. Pak Fadli sudah menunggu di depan, Bapak." Astaga! Benar-benar memang. 'Manusia satu itu sudah tidak sayang gaji dan bonus akhir tahunnya?' kesal Arsa dalam hati. "Arsa menganggukan kepala. Ia berterima kasih

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN