44

1237 Kata

“Mau ke mana kamu?!” “Ke kamar.” Jawab Ariana tak memperdulikan sorot tajam yang masih menghiasi mata Arsa. Ia tak merasa bersalah karena membuat suaminya merasa cemburu buta di malam hari. “Siapa yang bilang boleh ke kamar?!” tanya Arsa menyudutkan. Andai saja bisa menahan amarahnya karena interaksi mereka dengan Prawiro Lintang, Arsa tentu akan melakukannya. Hanya saja ia mendadak terbakar api cemburu hingga membuat mereka berdiam diri selama satu jam lamanya di ruang kerja laki-laki-laki itu. “Terus mau apa lagi?! Sudah satu jam kita berdiam diri tanpa mendiskusikan apapun. Aku lelah.” “Kamu mau kita bercinta di sini?!” Masih saja! Ariana memutar bola mata. Sedang merajuk sekalipun Ayah Isyana itu tak pernah jauh dari modus. Semua hal akan terarah ke sana. Sebagai seorang istri Ari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN