“Jackson! Tungguin Isya..” lagi suara merdu Isyana terdengar. Tapi kali ini membuat efek berbeda ditelinga Arsa. Rasanya seperti mendengar suara malaikat maut memanggil dirinya karena sang putri berteriak menyebutkan nama pria lain. Kaki-kaki Arsa melangkah masuk- semakin dalam. Ia tidak peduli dengan norma kesopanan. Arsa akan mencari dari mana asal suara putrinya meski ini adalah kali ke dua ia menginjakkan kaki di rumah sang mertua. “Isya.. Hosh.. Hosh! Tired. Kita harus istirahat nanti kamu capek.” Buaya!! Di mata Arsa anak kecil tampan- salah! Karena seharusnya memang tidak ada manusia lebih tampan selain dirinya untuk Isyana. Manusia bernama Jackson itu pantas disebut sebagai perayu ulung di usia mudanya. Sangat berbahaya! Saya harus menyelamatkan Isyana dari jeratan penipu cili