Arsa dan Ariana tertawa. Keduanya saling tatap sebelum benar-benar memusatkan penglihatan mereka pada Isyana yang terlelap. Astaga! Mereka tak menyangka jika Isyana akan mengatakan penolakan. "Gemes banget sih anak Papa." Ujar Arsa sembari menghapus keringat yang membasahi sekitaran wajah Isyana. "Ma AC-nya, Ma. Kakak keringetan." Pinta Arsa karena Ariana memang berada di ujung ranjang. Ariana bangkit. Ia mencari letak remot pendingin ruangan di kamar mereka. Ariana kembali menurunkan suhu. "Mau makan lagi nggak?" "Kamu belum kenyang?!" Sambar Arsa sembari turun dari ranjang yang ia gunakan bersama Isyana. Setiap malam Arsa akan menemani diri sang putri sedang istrinya berteman bantal dan guling. Apa saya salah lagi?! - batin Arsa karena wajah Ariana terlihat tidak senang mendeng