Part 40

1067 Kata

“Aila? Kau masih hidup?” Ipong menatapku lekat, matanya seolah tak berkedip. “Hei, kenapa semua orang menganggap aku sudah mati?” protesku. “Karena begitulah isu yang beredar. Walau tidak jelas siapa orang yang telah membunuhmu.” Sesaat aku tertegun, kesibukan bengkel mobil antik di bawah sana, mengalihkan pikiranku sesaat. Anak buah Ipong sibuk berkutat dengan onderdil mobil. Aku menarik napas dalam, entah siapa yang tega menyebar berita bohong itu. Apa ini masih ada kaitannya juga dengan Ezi? “Aila, ceritakan padaku, kemana saja kau selama empat tahun ini?” Tanyanya sembari meletakkan secangkir kopi. “Aku mendekam di penjara, Ezi menjebakku!” Hening. Sesaat Ipong mematung. Aku menoleh padanya, dia tampak gugup, seperti ada yang tidak beres. Aku memutar duduk, kini kami saling berh

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN