Astaga! dasar otak m***m! Harus berapa kali aku menolaknya. Aku bertahan di pijakan kakiku, enggan mengikuti perintahnya. Aku ini bodyguard bukan wanita panggilan! Sial! “Ailaaa!” teriaknya dari kamar mandi. Suara lelaki itu terdengar bagai gong yang memekakkan telinga. Sayangnya aku sudah pernah mendengar suara macan, jadi teriakannya itu tidak membuatku takut. Tubuhku menegang bukan karena teriakannya, tapi memikirkan rencan di kepalanya. Tanganku mengepal, membayangkan otak mesumnya. “Ailaaa!” tetriaknya sekali lagi. Sial! Lelaki otak m***m itu benar-benar menyebalkan. Tapi sepertinya aku tidak punya pilihan. Aku berjalan ke kamar mandi dengan tersungut-sungut. Pintu kamar mandi tidak di tutup. Pelan, aku menoleh ke dalam, terlihat dia sedang berendam di dalam bathtub, separuh tubuhn