Sanika hampir tak berkedip ketika ia bertemu tatap dengan pria tampan yang tak sengaja bertabrakan dengannya. Ia tidak pernah melihat pria ini sebelumnya dan tiba-tiba ia merasa limbung karena pria itu tengah menegakkan tubuhnya yang semula hampir ambruk. "Ehm, maaf," ujar pria itu. "Kamu nggak apa-apa?" "Ya, aku juga minta maaf." Sanika merapikan rambutnya dengan canggung. "Aku buru-buru mau cari udara segar." "Gerimis." "Hah?" Sanika terkesiap. "Di luar gerimis, mendingan kita balik turun aja," kata pria itu. "Oh, gitu." Sanika mengangguk. Ia lantas membuang napas panjang. Sungguh apes, hendak mencari udara segar saja malah gerimis. Namun, menoleh pada pria tampan yang berjalan di depannya sudah cukup mengusir rasa kesalnya pada Asa. "Kamu kerja di departemen apa?" "Aku?" Pria itu