"Jangan menuduh orang sembarangan. Berkacalah pada diri Anda. Jika Nyonya sudah merasa menjadi istri yang baik, tapi suami masih saja bermain api dengan wanita lain, barulah Anda bisa menyalahkan orang lain," suara Aqeela terdengar lantang. Seina mengepalkan tangannya saat semua orang mulai menyudutkan dirinya. Dia tidak rela kalah dengan pelakor seperti Aqeela. "Awas kamu! Tunggu pembalasanku," ujarnya lalu pergi meninggalkan sekolah itu. Aqeela terduduk di lantai. Hal seperti inilah yang dia takutkan saat dia menerima Leonard menjadi suaminya. Namun, dia juga butuh perlindungan jika suatu saat Papa Roland tahu dan berniat mengambil kedua buah hatinya. Aqeela menutup wajahnya dengan tangan. Dia ingin meluapkan sejenak kesedihannya. Zafran dan Zafira memeluk tubuh sang Mama. "Mama tid