Wajah Akbi semakin dekat hingga Bee bisa merasakan hembusan nafas hangat itu di wajahnya. Sulit sekali Bee mengeluarkan suaranya, ingin menolak memperingatkan Akbi kembali tentang Anggit tapi tenggorokannya tercekat. Hanya bibirnya yang bergetar hebat dampak dari rasa dingin yang mulai menyusup ke tulang. Air hangat di dalam bathub ternyata telah berubah dingin. “Dingin, Bi ...,” keluh Bee dengan suara bergetar padahal bibir Akbi tinggal sedikit lagi menyentuh bibirnya. Akbi menghembuskan nafas, berdecak kesal karena lagi-lagi keinginannya harus terhempaskan begitu saja. Kedua tangan Akbi memutar tubuh Bee agar sempurna menghadapnya, memeluknya erat dan membawanya tenggelam ke dalam air saat ia merebahkan tubuh, bersandar kepala pada ujung bathub. Bee tidak bergerak, pipinya menempe

