Danish “Mas Danish, aku takut.” untuk kesekian kalinya, tanpa sadar Dea meremas lenganku. Saat ini bahkan sudah tak terhitung berapa bekas kuku Dea yang menancap di sana. “Jangan takut, De. Kata dokter, kamu baik-baik aja. Kalau nggak baik-baik aja, nggak mungkin disarankan lahiran normal.” Aku mengusap pelan dahi Dea. Jadi, tadi begitu aku dan Vina menemukan Dea jatuh di kamar mandi, aku langsung membawa Dea ke rumah sakit terdekat, rumah sakit yang juga biasa kami gunakan untuk check up kandungan. Dea mengalami pendarahan karena terpleset di kamar mandi, namun untungnya pendarahan yang Dea alami tidak parah. Darah yang sempat aku dan Vina lihat di kamar mandi ternyata bukan seluruhnya murni darah, tapi tercampur dengan air kran yang terus mengali