Dea
“Mas Danish udah dong, jangan ngeliatin terus!” lirihku ketika dari tadi aku melihat Mas Danish terus fokus menatap anak kami yang saat ini masih kuberi asi.
“Please ya De, nggak lucu kalau kamu ngerasa malu gara-gara aku liatin.”
“Ih ya nggak gitu!”
“Ssst!” Mas Danish meletakkan jari telunjuk di bibir, mengisyaratkanku untuk tidak mempedulikannya dan terus fokus pada bayi kami.
Sebenarnya ini udah kesekian kalinya aku ngasih asi di depan Mas Danish dan biasa aja, tapi kalau Mas Danish ngeliatinnya fokus banget ya tetap bikin aku jadi agak malu.
“Hidung, mata, sama bibirnya aku banget ya, De?” ujar Mas Danish beberapa saat kemudian.
“Iya. Anda serakah sekali ya, Pak Danish? Bisa-bisanya nggak ngebiarin wajah istrinya ikut andil.”
Mendengar
