Dea “Mas, bagus yang mana?” tanyaku ketika malam itu aku dan Mas Danish mampir toko Joger untuk beli oleh-oleh buat Arfa di rumah. Sebenarnya tidak hanya untuk Arfa saja sih, aku juga beli beberapa untuk diriku sendiri dan Mas Danish pun begitu. “Yang navi bagus, De,” jawab Mas Danish setelah beberapa detik lamanya tampak membandingkan dua kaos yang ada di tangan kanan dan kiriku. “Ya udah, yang navi aja berarti, ya? Arfa pasti bakal keliatan makin cakep kalau pakai ini,” ujarku sembari tersenyum lebar. “Sekarang kalau muji cowok lain didepanku udah lancar banget ya, De?” Aku langsung menoleh ketika mendengar itu. Mau tidak mau aku tersenyum begitu melihat ekspresi Mas Danish tampak sedikit ditekuk. “Nggak lucu loh mas, cemburu sama Arfa.”