Danish “De, udah dong, nangisnya. Arfa itu baik-baik aja.” Aku mengusap kepala Dea lagi dan lagi, ketika malam itu Dea tak kunjung berhenti menangis. Ini gara-gara tadi ada telfon dari nomor Arfa, tapi ternyata yang menelfon adalah orang asing yang mengabarkan kalau Arfa baru saja kesrempet motor waktu dia beli makan di tenda pinggir jalan. “Tuh si Arfa. Fa!”Aku segera memanggil Arfa yang tampak barusaja keluar dari ruangan dokter dengan kondisi tangan kiri diperban sampai atas siku. “Eh, kalian nunggu di situ? Sorry, agak lama.” Arfa langsung bergegas menghampiriku dan Dea dengan kondisi kaki yang sedikit tertatih. “Sorry, gue udah bikin kalian kawatir,” lanjutnya begitu dia sudah berdiri tepat di depanku. “Kamu baik-baik aja kan, Fa?” “Gue baik