“Apa? Ibu anfal?” teriak Satria setelah mendengar kabar dari sang adik. “Kemarilah sekarang kalau Abang masih nganggap ibu orang tua. Tapi kalau hati Abang udah nggak peduli, terserah mau apa.” Samira pun mengakhiri panggilan. “Halo, Ra. Ibu di rumah sakit mana?” Pertanyaan Satria sudah tidak mendapatkan respons. Pria itu lantas mengirim pesan kepada sang adik agar mengirim shareloc. Tergesa-gesa Satria mengambil kunci mobilnya di atas nakas. Setelah kunci di tangan, ia lekas melangkah. Namun, langkahnya terhenti karena Rosa mencekal tangannya. “Mau ke mana, Bang?” tanya Rosa parau. “Ibu sakit. Aku harus pergi sekarang.” “Bukankah Ibu emang sakit? Di sini ajalah, Bang. Temeni aku tidur.” Rosa terus merengek. Satria menepis kasar tangan Rosa. “Gara-gara kamu mematikan ponselku, Sami