Bab 102. Vitamin

1313 Kata

Sejak mengintip dan melihat wajah Zia tanpa penutup, hari-hari Faruq tidak tenang. Semacam ada rasa bersalah karena merasa mencuri pandang, tetapi di satu sisi rasa ingin memiliki makin kuat. Akan tetapi, apalah daya. Keinginan itu terhalang keadaan. Wanita yang sudah dalam khitbah pria lain, haram dilamar. Sesuai rencana, setelah klinik pribadinya tutup dan membersihkan diri, Faruq melajukan mobilnya menuju yayasan. Seperti biasa, bayang-bayang wajah Zia saat menunduk, ketika ujung kerudung lebarnya tertiup angin, saat tersenyum saat disapa temannya, terus mengusik. “Astagfirullah. Aku kenapa, Ya Allah? Jauhkan atau bahkan hilangkan perasaan ini jika aku benar-benar tidak bisa memilikinya,” gumam Faruq sambil mengemudi. Tidak dipungkiri, saat mengingat wajah ayu Zia, perutnya seperti

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN