Faruq kembali masuk kamar untuk mengambil ponsel. Baru kemudian keluar menemui sang mertua. Banyak kalimat tanya yang berlarian di kepalanya. Pasti ada sesuatu yang penting sebab mereka tidak biasanya datang. Dua orang paruh baya duduk di ruang keluarga. Faruq menghampirinya sambil tersenyum. “Assalamualaikum,” sapa Faruq. Ia lalu mencium takzim tangan mertuanya bergantian. “Waalaikumussalam. Sehat, Ruq?” tanya Tuti. “Alhamdulillah, sehat. Mama sama Papa gimana?” Faruq lalu mengempaskan dirinya di samping Alwi, papa mertuanya. Alwi menepuk pelan bahu kokoh Faruq. “Alhamdulillah baik juga meski kadang asam urat kambuh. Tambah ganteng saja menantu Papa ini.” jawab Alwi sambil tertawa. Faruq ikut tergelak. “Kalau saya jelek, mana mungkin almarhumah mau sama saya, Pa. Maaf, akhir-akhir i