Nilna sangat tahu itu suara siapa. Namun, ia mengabaikannya. Pandangannya justru fokus kepada Maya. Nilna berdiri, matanya berkabut. Langkah kakinya pelan tetapi pasti, menghampiri sang mantan ibu mertua. Satria hendak membawa Maya pergi, tetapi dihadang Nilna. “Tolong beri aku satu kesempatan bicara sama Ibu. Sekali ini aja. Aku mohon, Bang.” Satria terdiam. Ia sejenak berpikir, lalu menatap Maya. Sang ibu mengangguk sambil menatapnya syarat permohonan. Dibalik sikap Satria yang kasar, kejam, dan dingin, sebenarnya ia berhati lembut. Apalagi jika menyangkut masalah sang ibu. Pria asli Bandung itu sangat menyayangi Maya dan bisa berbuat apa pun demi ibunya. Awalnya, Nilna berpikir pria yang mencintai dan hormat kepada sang ibu akan memperlakukan istri dengan baik pula. Ternyata Nilna sa