“Bu, saya ....” Zia tidak dapat melanjutkan. Ia kemudian melirik ke arah Faruq. Farah mengikuti pandangan Zia. Wanita itu lalu tersenyum. “Kamu nggak nyaman didengar sama Faruq?” Faruq yang mendengar namanya disebut, memicing ke arah dua wanita yang agak jauh darinya. Zia mengangguk pelan. “Kok, saya dibawa-bawa?” protes Faruq. “Gini aja, Zi. Ceritakan garis besarnya saja. Yang sekiranya kamu nggak nyaman, skip. Faruq juga berhak tahu karena dia juga bertanggung jawab di rumah singgah itu. Takutnya nanti, ada tuduhan dia menyembunyikan istri orang. Berabe, ‘kan?” Zia mengambil napas panjang lalu mengeluarkannya pelan. “Saya janda, Bu. Saat saya berpisah dengan suami saya, ternyata saya hamil. Tidak ada yang bisa diubah karena palu pengadilan sudah diketuk. Sementara mantan suami say