“Abang! Jangan buat aku takut! Dadanya sakit? Biar aku panggil perawat, ya?” Samira berteriak. Satria menggerakkan tangan, kode ia baik-baik saja. “Abang nggak apa-apa, Ra. Hanya sedikit sesak. d**a Abang sedikit sakit, tapi nggak apa-apa. Masih bisa ditahan." "Buat jaga-jaga siapa tahu organ dalam Abang bermasalah. Aku panggil perawat aja." "Ra, nggak usah." Andai Samira tahu, itu bukan sakit dalam arti sakit sesungguhnya, tetapi perasaannya yang sakit bahkan sekarat. “Ya udah. Jangan mikir terlalu keras dulu. Ambil napas panjang, lalu keluarkan perlahan. Ayo coba.” Samira memberi instruksi. Satria menurut. Ia melakukan apa yang diperintahkan sang adik. Samira memerintah hingga beberapa kali sampai Satria sedikit tenang. Setelah tenang, Samira mengambil botol air mineral dan memin