“Si-siapa kamu?” Zia kembali bertanya saat tidak ada sahutan. Posisinya masih membelakangi. Ia benar-benar dikepung ketakutan. “Assalamualaikum, Ukhti Cantik.” Suara itu kembali terdengar lirih di telinga Zia, membuat bulu kuduknya makin meremang. Wanita itu terpejam. “Kalau punya niat buruk, tolong jangan sama saya. Saya tidak punya apa-apa.” Zia kembali berbicara lirih. Ia terpejam. Di saat peralihan menuju petang, biasanya banyak makhluk halus berkeliaran dan pikiran Zia sampai sejauh itu. “Buka matamu, Sayang. Aku datang.” Suara itu kembali terdengar. Zia membuka mata, lalu wajah seseorang menyapa indra penglihatannya. Sambil tersenyum, ia berusaha duduk setelah kepala orang itu menjauh. Zia lalu menoleh ke suara-suara yang dari tadi mengganggunya. “Surprise!” Teriakan orang itu