Bab 114. Penyambutan

1191 Kata

Meski merasa kikuk, Zia tetap menyapa dua orang itu dengan sopan. “Assalamualaikum. Bu Farah, Pak Faruq. Apa kabar?” “Waalaikumussalam. Harusnya kami yang tanya. Kenapa kabarmu sekarang kayak gini?” tanya Farah balik. Dari balik cadar, Zia hanya tersenyum. Mereka lalu dipersilakan masuk. “Mas Lukman, apa Mas tahu tentang semua ini?” tanya Zia pelan saat berjalan bersisian dengan pria itu. Lukman mengangguk. “Kenapa lakuin ini? Mas utang penjelasan sama aku.” Pandangan mata Zia menyorot tajam. Di dalam, Zia berbaring di kasur yang telah ditata sebelumnya oleh Lukman. Pria itu juga membuatkan minum dan menyiapkan camilan untuk tamunya. Sementara dari datang, mata Faruq tidak sedikit pun beranjak dari Zia. Zia-nya yang makin kurus. Zia-nya yang hidup dalam kesederhanaan dan itu membua

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN