Bab 99. Lamaran Resmi

1213 Kata

Zia berjalan sambil menunduk untuk menyembunyikan tangis. Ia bertanya kepada salah satu temannya yang kebetulan melintas. “Lihat Fariz, nggak, Mbak?” tanya Zia dengan suara parau. “Tadi sama temanmu dikasih ke Mbak Yuli. Sekarang ada di kamar mungkin. Kamu nangis, Mbak Zi?” Zia mengangguk. “Biasa, aku lebay, Mbak. Pisah sama temenku tadi kayak nggak rela." Ia berbohong. "Ya udah, aku ke kamar dulu. Makasih, Mbak." Wanita itu langsung menuju kamar. Di ranjang, ada Fariz yang terlelap. Zia ikut merebahkan diri di sana sambil mendekap sang buah hati. Diciumi pipi gembil Fariz dengan air mata yang seolah-olah enggan mengering. “Apa kita nggak pantas bahagia, Nak? Kenapa selalu saja ada yang nggak suka sama kita. Nggak di Yogya, nggak di sini. Sama saja,” ucap Zia lirih. “Apa kita terlal

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN