Di lobi, Lukman dan Anggi sudah masuk ke dalam mobil. Sementara Faruq mendekati Farah yang berdiri mengamati mereka. “Mbak, Fariz mau dibawa ke Yogya?” tanya Faruq. Farah memicing ke arah sang adik. “Apa?” “Ditanya malah balik tanya. Jangan biarkan mereka pergi.” “Kamu kenapa mendadak aneh gini, sih? Fariz pulang ke yayasan. Siapa yang bilang dia pulang ke Yogya?” Belum sempat Faruq menjawab, Zia sudah ada di dekat mereka. “Pak Dokter, Bu Dokter. Saya pamit pulang dulu, ya.” “Iya. Saya juga pulang saja, ya, Zi. Nanti kapan-kapan saja saya ke yayasan lihat kalian lagi. Jaga kesehatanmu dan Fariz. Kalau ada apa-apa, kasih tahu Dewi biar dihubungkan ke saya. Jangan pernah merasa sungkan.” “Iya, Bu. Sekali lagi terima kasih. Hanya ucapan terima kasih saja yang saat ini bisa saya berika