“Si dedek udah waktunya diselameti, Na. Udah empat bulan, 'kan?” tanya Anggi malam harinya sepulang Nilna dari rumah sakit. Keduanya tengah bersantai di dalam rumah. Nilna terdiam. Sebenarnya, ia ingin bercerita tentang pertemuannya dengan Satria tadi. Hanya saja, masih ragu. Nilna merupakan pribadi yang sangat tertutup sekalipun kepada Anggi, sahabatnya sendiri. Wanita tersebut sering tidak nyaman menceritakan apa yang telah terjadi. Kecuali jika sudah sangat kepepet. "Na, malah ngelamun." “Yang ibunya aku apa kamu, sih? Hafal bener kayaknya.” Akhirnya, Nilna menyahut setelah Anggi menyenggol lengannya. Anggi tergelak. “Aku, kan, aunty yang perhatian, baik hati, dan rajin ibadah. Dia udah aku anggap kayak anakku. Kamu ibu kandung, aku ibu angkat. Keren nggak?" “Iyain aja, deh. Biar