“Sudah ada perkembangan kabar?” tanya seseorang melalui sambungan telepon. “Belum ada, Bray. Coba kamu nyewa detektif. Siapa tahu cepet ditemukan,” ujar suara di seberang. “Ya sudah. Terima kasih.” Pria yang saat ini berada di balkon kamarnya itu lantas mematikan sambungan telepon. Ia terpejam, lantas mendongak menatap langit malam. Sudah banyak purnama dilewati Faruq dalam kesendirian dan kesunyian. Sudah banyak cara dilakukan untuk menemukan sekeping hatinya yang dibawa kabur wanita bercadar yang kini entah di mana keberadaannya. Semua temannya yang ada di Yogyakarta dimintai tolong. Mulai dari sesama dokter siapa tahu menjadi salah satu pasiennya, sampai rekan kepolisian. Namun, sampai saat ini belum ada hasil maksimal. Zia tidak terlacak ada di kota yang terkenal dengan gudegnya te