Bab 75. Nyalakan Lampunya

1436 Kata

Mata Satria memerah. Di matanya, tersimpan amarah sangat besar kepada Rosa. Juga kesedihan mendalam karena membayangkan perbuatan buruk Rosa kepada Nilna. Pria itu tahu betul watak sang istri yang tidak punya hati. Ia takut mantan dan anaknya kenapa-napa. “Maaf karena telah bo*oh dan lalai dalam menjaga kamu, Na” gumam Satria. “Sekarang kamu di mana? Bagaimana anak kita? Apa dia sudah lahir? Apa kalian selamat? Aku mengkhawatirkan kalian.” Satria menggigit kuku di jari jempolnya. Ia benar-benar kalut. Ketika berada di simpang empat, lampu lalu lintas baru saja berwarna merah dan Satria tidak berhenti dulu, melainkan tetap mengemudi dalam keadaan mengebut. Pria itu berpikir, lampu di sisi lain juga masih merah. Lagi pula, ia sedang terburu-buru. Namun, dari sisi kiri melaju sepeda motor

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN