Bab 21. Tamu Tak Diundang

1001 Kata

“Apaan teriak-teriak depan rumah orang? Gak ada akhlak!” Anggi keluar sambil berkacak pinggang. “Nilna mana? Ini ada jambu dersono. Biasanya orang hamil pegen makan ini!” Sri, tetangga kontrakan yang sudah sepuh dan telinganya sudah menurun daya dengarnya berbicara cukup keras. Wanita itu salah satu di antara orang yang peduli dengan Nilna dan Anggi. Saat melihat Sri, tampang marah Anggi berubah. Ia lalu menyengir setelah melihat kantong plastik yang dibawa wanita renta tersebut. “Eh, Mbah Sri. Mari masuk.” Anggi menghampiri. “Nggak usah. Langsung pulang saja. Ini tadi ada banyak di pohon, nyuruh cucu Mbah metik. Keinget Nilna. Makanya Mbah bawakan,” ujar Sri sambil menyerahkan kantong plastik. “Wuah, matur suwun, Mbah. Semoga Mbah panjang umur, sehat, tambah cantik, dan dapat cogan b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN