Hari-hari Vanilla bekerja di rumah sakit milik sang suami benar-benar cukup menguras tenaga. Ia tak hanya melakukan tugasnya sebagai asisten pemilik rumah sakit tapi juga sebagai istri pemilik rumah sakit ini. Walaupun Vanilla masih berusaha untuk menyembunyikan tentang pernikahannya dengan Nicholas tetap saja suaminya ini akan bersikap manja dan m***m ketika mereka hanya berdua saja. Jadi bisa dibayangkan bagaimana lelahnya Vanilla selama bekerja di rumah sakit. Tapi walaupun begitu Vanilla senang karena bisa bekerja disini setidaknya ia tak hanya berdiam diri di rumah saja. Ia bisa mendapatkan teman-teman yang baru untuk membantu dirinya selama bekerja disini walaupun ia masih sering mendengar ada beberapa orang yang bekerja di rumaha sakit ini mengatakan rasa kagumnya dengan sosok sang suami. Jadi Vanilla harus menutup telinganya rapat-rapat jika ada yang memuji suaminya. Bahkan ada juga yang secara terang-terangan mengatakan bahwa mereka menyukai sang suami. Mungkin Vanilla yang dulu akan marah atau kesal ketika ada cewek yang terang-terangan menggoda kak Nicholas yang dulunya belum menerima cintanya. Tapi sekarang Vanilla sudah bisa mengendalikannya rasa kesalnya itu karena ia tahu laki-laki yang ia kejar selama ini sudah menjadi suaminya bahkan laki-laki itu sudah sangat bergantung kepada dirinya. Dan itu membuat Vanilla merasa lebih tenang dan bisa bersikap lebih tenang lagi.
Dan saat ini Vanilla sudah kembali melakukan tugas aslinya sebagai seorang ibu rumah tangga yang baik untuk suaminya.
"Mama seharusnya tadi bilang kalau mau datang ke apartemen bukannya menitipkan makanan di security," kata Vanilla ketika menelpon ibu mertuanya.
"Mama tahu kalau kamu sekarang bekerja di rumah sakit juga dan kebetulan tadi mama buat beberapa makanan jadi mama teringat kamu dan juga Nicho maka dari itu mama meminta sopir di rumah buat antar ke tempat kamu. Tapi berhubung kamu dan Nicho belum pulang maka mama minta dititipkan ke security. Tapi makanannya masih Ok kan?" tanya mama mertuanya balik.
"Masih aman kok Ma. Ini aja Vanilla mau panasin lagi buat makan malam sama kak Nicho. Nanti setelah selesai mandi baru kita makan malam bareng lagi. Sekali lagi makasih Ma buat makanan yang Mama kirim buat aku. Tadi aku sempat kepikiran mau ke rumah Mama karena kangen sama masakan Mama. Tapi malah Mama udah kirim makanan langsung ke tempat aku rasanya benar-benar senang aku," jawab Vanilla dengan ekspresi yang bahagia.
"Syukurlah kalau kamu suka dengan makanan yang Mama kirim. Kalau kamu masih kangen sama masakan Mama akhir pekan ini kamu datang aja ke rumah kebetulan Mama akan masak banyak makanan karena bakal ada acara di rumah. Jadi kamu datang aja ke rumah buat cicipi masakan Mama. Kalau Nicho gak bisa antar kamu bilang sama Mama biar nanti sopir jemput kamu di apartemen," kata Mama mertuanya tak kalah antusias.
"Ok Ma. Aku pasti akan datang ke rumah Mama. Kebetulan Sabtu besok aku libur kerja kalau memang kak Nicho ada operasi mendadak maka aku akan pergi ke rumah Mama sendiri. Jadi gak akan jadi masalah dan Mama gak usah kirim sopir biar nanti aku bawa mobil sendiri kalau gak naik taksi aja," jawab Vanilla dengan suara yang senang.
"Ya udah kalau gitu Mama tunggu kamu besok Sabtu buat datang ke rumah. Sekalian aja kamu menginap di rumah Mama jadi Minggu paginya kita bisa pergi ke pasar sama-sama dan setelah itu bisa belanja-belanja juga. Sudah lama Mama gak belanja ke pasar sama kamu sejak kamu memtuskan pindah ke apartemen," kata sang Mama mertua dengan suara yang sedih.
"Mama jangan bilang gitu. Aku pindah ke apartemen karena memang jarak apartemen yang lebih dekat dengan rumah sakit karena memang akhir-akhir ini kak Nicho banyak melakukan operasi jadi kasihan kalau harus jauh-jauh dari rumah Mama. Lagipula aku juga mau belajar buat mandiri juga Ma karena selama ini Mama selalu memanjakan aku dan membuat aku jadi malas melakukan apa-apa. Jadi dengan pindah ke apartemen bisa membuat aku belajar mandiri serta bisa menjadi istri yang baik buat kak Nicho," jawab Vanilla menjelaskan alasannya pindah ke apartemen.
"Iya Mama tahu alasan kamu dan Nicho pindah dari rumah Mama. Tapi selama ini Mama sudah sangat sayang sama kamu bahkan sudah menganggap kamu seperti putri kandung Mama sendiri jadi ketika berpisah rasanya rumah jadi sepi. Dulu ketika ada kamu Mama bisa melakukan banyak hal bersama-sama tapi sekarang Mama jadi melakukan semuanya sendirian," kata Mama mertuanya jujur.
Vanilla memang menjadi wanita yang sangat beruntung karena selain mendapatkan suami yang begitu sangat menyayangi dirinya tapi juga ia mendapatkan mertua yang juga sayang kepada dirinya bahkan sudah menganggap dirinya seperti anaknya sendiri. Rasanya Vanilla mendapatkan kasih sayang seorang ibu lagi dari mama mertuanya. Karena sejak kedua orang tuanya meninggal Vanilla benar-benar berjuang sendirian. Ia hanya dibantu oleh beberapa saudara tapi itu pun tak banyak sehingga ia sendiri yang harus bekerja untuk dirinya sendiri. Tapi untungnya ia bisa melewati semuanya hingga akhirnya bisa mendapatkan kebahagiaan yang begitu besarnya. Jadi Vanilla merasa sangat bersyukur akan hal itu.
"Besok Sabtu dan Minggu kan aku bakal ke rumah Mama jadi kita bisa melakukan apapun yang Mama inginkan dan aku gak bakal protes sama sekali," bujuk Vanilla.
"Ya udah kalau gitu Mama tunggu besok Sabtu. Mama tutup teleponnya dulu soalnya papa kamu dari tadi panggil Mama terus-menerus. Salam buat Nicho dan bilang sama dia jangan sampai buat menantu Mama sedih," kata Mama mertuanya mengingatkan.
"Siap Ma," jawab Vanilla patuh.
Setelah itu sambungan telepon pun berakhir dan Vanilla kembali melakukan pekerjaan rumah tangganya. Sambil menunggu sang suami selesai mandi maka Vanilla mulai menghangatkan masakan yang sang Mama mertua kirim untuk mereka berdua. Dan Vanilla sudah tak sabar untuk mencicipi masakan dari Mama mertuanya yang pastinya sangat enak.
Vanilla dan juga Nicholas sudah selesai makan malam dan sekarang mereka sedang bersantai di ruang televisi sambil menyaksikan beberapa acara di televisi yang sama sekalu tak menarik perhatian mereka. Tapi mereka membiarkan televisi itu menyala biar tidak terlalu sepi.
"Kakak Sabtu ini ada operasi atau mungkin ada praktek di rumah sakit gak?" tanya Vanilla membuka pembicaraan.
"Seharusnya sih gak ada jadwal apa-apa dan bahkan itu hari libur aku. Tapi kamu tahu sendiri semuanya tak bisa diprediksi jadi aku gak bisa bilang apakah aku libur apa enggak. Memangnya kenapa?" tanya Nicholas balik.
"Tadi Mama telepon aku dan meminta aku untuk datang ke rumah sekalian nginep disana. Jadi kalau kakak tiba-tiba ada jadwal operasi maka aku akan pergi sendiri gak apa-apa," jawab Vanilla yang sedang menyandarkan tubuhnya di d**a bidang sang suami.
"Kalau aku gak ada operasi aku akan ikut kamu ke tempat Mama sayang. Sudah lama juga aku gak ketemu Mama sama Papa. Semoga gak ada jadwal operasi mendadak nantinya," kata Nicholas yang setuju dengan permintaan sang istri.
Vanilla pun hanya menganggukkan kepalanya mengerti. Ia tampak nyaman menyandarkan tubuhnya di d**a bidang sang suami apalagi sang suami mengelus punggungnya dengan perlahan membuat Vanilla mulai merasa mengantuk.
"Sayang kamu sudah mengantuk? Kalau kamu mengantuk kita pindah ke kamar aja," kata Nicholas dengan lembut.
"Kita disini dulu kak. Aku malas buat jalan sampai kamar," jawab Vanilla yang sudah setengah tertidur.
Nicholas menatap wajah cantik wanita yang sudah ia nikahi ini. Wajahnya benar-benar sangat cantik walaupun tak memakai makeup sama sekali. Dulu Nicholas tak pernah berpikir akan akan menikah dengan Vanilla karena memang tak suka ketika Vanilla secara terang-terangan mengejar cintanya. Tapi lama-lama ia mulai terbiasa hingga akhirnya dirinya yang jatuh cinta kepada Vanilla dan bahkan dirinya juga yang sekarang begitu tergantung kepada istrinya. Apalagi ketika di ranjang sang istri bisa memunculkan sisi liar yang selama ini tak pernah Nicholas rasakan karena memang karena sikapnya yang cuek dan kaku mirip seperti papanya sendiri. Jadi jangan salahkan Nicholas jika ia selalu b*******h bila berdekatan dengan sang istrinya itu.
"Kalau gitu aku yang membawa kamu ke ranjang kita sayang tapi tentu saja kamu gak bisa langsung tidur karena sesuatu dibawah sana sudah mulai bangun dan tugas kamu yang harus menidurkannya," bisik Nicholas tepat di telinga Vanilla.
Vanilla yang mendengar kata-kata m***m dari sang suami langsung membuka matanya karena mengerti dengan maksud sang suami. Ketika ia akan protes sayangnya usahanya gagal karena sang suami sudah menciumnya dengan ciuman yang begitu menuntut hingga akhirnya Vanilla harus kalah dengan gairah sang suami yang begitu besarnya. Ini salah satu hal yang membuat Vanilla mudah lelah karena ia harus melayani nafsu suami mesumnya yang tak kenal habisnya. Dan malam ini ia pun harus meredakan gairah sang suami yang itu berarti waktu tidurnya berkurang tapi Vanilla dengan senang hati melakukannya karena ia sendiri juga menikmatinya.