MC - 42

2025 Kata

Hari ini aku jadi menemui Pak Samsul bersama Ayah. Ayah menekankan padaku tak baik kalau terus menunda-nunda, toh hasilnya tetap sama. Aku akhirnya setuju, sekalian aku kontrol lengan kananku yang aku rasa sudah semakin membaik. “Ruangannya paling sudut itu, Al.” Aku mengangguk, lalu berjalan cepat ke arah ruangan itu. Ayah berjalan pelan di belakang, mengisyaratkan agar aku segera mengetuk pintu. “Masuk...” suara pelan perempuan langsung terdengar di ketukan pertama. Aku menunggu Ayah, dan akhirnya kami masuk berurutan. Pak Samsul tampak terkejut begitu melihatku. Aku tebak, perempuan setengah baya itu adalah istrinya. “Aldika...” Pak Samsul memanggilku pelan, sementara aku hanya menunduk sesaat untuk menyapa. Istri Pak Samsul mengambilkan dua kursi plastik untukku dan Ayah, l

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN