42. Kasus Dimas (6)

1077 Kata

“... malah ingin membunuh Anda juga." Baiklah. Ini jawabanku untuk mengakhiri interogasi. "Karena saya mengenal pelaku. Dia adalah Isnani, sekretaris OSIS." Wildan tersenyum samar. "Tadi Anda bilang tidak mengenal pelakunya." Sial! Aku lupa apa yang sudah kukatakan. "Maksud saya, pada awalnya saya tidak megenalnya karena dia memakai masker dan hoodie. Saat dia membekap saya, barulah saya tahu dia Isnani." "Kenapa Anda tidak menjelaskan seperti itu tadi?" "Saya tidak berpikir sejauh itu." Wildan menatapku lama, mungkin mencari celah kebohongan. Dia kemudian bertukar pandang dengan polisi wanita, lalu mengembuskan napas pelan. Sepertinya aku berhasil. "Baiklah, itu saja yang ingin saya tanyakan. Terima kasih atas kerjasamanya." Wildan menyalamiku dan keluar kamar bersama polisi wanita

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN