Aku sudah berdiri di depan kamar hotel Ero. Pintunya tidak terkunci, jadi, kubuka perlahan. Terlihat seorang berhoodie gelap menarik tubuh Dimas dari kamar mandi. Posisinya membelakangiku, jadi dia tidak menyadari keberadaanku. Ada banyak darah di tubuh telanjang Dimas, bekas darahnya kini mengotori keramik biru kamar sepanjang orang berhoodie menggeret Dimas hingga ke dekat ranjang. Aku masih mengamati semua dalam diam. Orang berhoodie menekan-nekan d**a Dimas, lalu meletakkan kuping ke mulut pria yang tergeletak itu. Dia kemudian menekan-nekan lagi d**a Dimas, sesekali memberi napas buatan. Kalau orang ini adalah Tama yang ingin membunuh Dimas, kenapa dia malah melakukan CPR? "Siapa kau?" tanyaku. Sosok berhoodie menoleh ke arahku seketika. Matanya memelotot dan tangan gemetar. Waj