34. Kasus Nadia (5)

1071 Kata

"... Cewek seksi?" Aku menghela napas. Otak m***m mulai beraksi. Lebih baik aku pergi saja. Aku berjalan di lorong depan deretan kamar. Seorang anak kecil tiba-tiba menabrakku. Dia meringis memegang lututnya. Anak itu adalah Kiki, aku hampir melupakannya. Dia menatapku sekarang. Dia pikir aku akan membantunya? Dia yang salah sudah menabrakku, kan? Dengan santai, aku melewatinya. Saat dua pelayan rumah Zul mendekat, anak itu mulai menangis. Yah, begitulah anak-anak. Saat tidak ada yang memperhatikan, sebenarnya dia baik-baik saja dan bisa bangkit sendiri, tapi karena ada yang perhatian, dia pun menjadi manja. Aku jadi merindukan Tama. Dia juga dulu selalu memanjakanku. Terkadang aku juga sok hebat dengan melindunginya. Kalau kupikir lagi, Tama bisa melakukan segalanya sendirian. Seperti

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN