“Kalau begitu, kami duluan ya, Mbak,” pamit Melly dan Olin setelah selesai beberes. Mereka sempat menunggu respon, lalu setelah mendapat anggukan dari Safana, baru mau beranjak ke luar kelas. Jam sudah menunjukkan pukul setengah lima, Safana masih bertahan karena sedikit lagi tugasnya selesai. Otomatis nanti tidak perlu mengerjakan di rumah lagi. Tidak ada yang Safana jemput, karena hari ini Kamania tidak ada kelas. Dia juga membawa motor sendiri, jadi pulangnya bisa agak santai. Meskipun beresiko kena omel bos diktator a.k.a Shaka, tapi Safana tidak terlalu perduli. Dia merasa damai karena menonaktifkan ponsel, jadi terbebas dari pesan atau telpon yang berisi desakan untuk segera ngebabu di apartemen Shaka. “Mau jalan sebentar?” Pertanyaan dari arah samping membuat Safana menoleh. Dia m