"Bilang ke ibumu, saya minta maaf karena tidak bisa mampir." Ucapan Shaka, sukses membuat gerakan Safana melepas sabuk pengaman terhenti. Dia mendelik penuh tanya–cenderung heran mengenai maksud kalimat tersebut. Ya kalau tidak mampir, tidak akan jadi masalah. Shaka bukan kakak, adik, apalagi kerabat jauh. Harusnya dia tidak perlu minta maaf. "Ingat sore Sabtu, jangan sampai lupa. Saya jemput lebih awal, karena akan ada yang membantumu bersiap-siap." "Nggak akan masalah sama sekali, tuh. Tuan Muda nggak perlu merasa nggak enak. Ketemunya juga baru sekali. Sekarang bisa jadi ibu udah lupa." Setelah bebas bergerak, Safana melongok ke belakang untuk mengambil ransel. Tindakannya memancing decakan Shaka, karena demi apa pun ini cara yang paling absurd. Padahal jauh lebih mudah kalau diambil