"Mama, ini Wina, Ma." Wina kembali mencium punggung tangan ibunya. Ia menunggu respon ibunya lalu menoleh pada Ian dengan ekspresi bingung. Ia ingat apa kata perawat tadi bahwa ibunya sudah tak ingat apa-apa lagi. Ia pun tersenyum sedih pada ibunya. "Ma, apa Mama lupa? Ini Wina, anak Mama." "Anak?" Erlin menggumam lirih. Wina mengangguk. "Ya." Wina menyesal, ia tak membawa ponsel, ada foto lamanya dengan Erlin di sana. "Waktu kecil, Mama yang ngerawat aku. Mama inget? Aku suka minta dibeliin siomay. Aku juga ... suka dijewer Mama karena aku bandel." Erlin tampak menerawang. "Wina?" "Ya. Aku Wina, Ma. Apa Mama ingat?" tanya Wina dengan nada tak sabar. "Wina ... suka nangis kayak gini," ujar Erlin. Ia melepaskan tangannya yang digenggam oleh Wina lalu menjangkau pipi Wina yang basah. "A