Bujuk Rayu.

1124 Kata

Thomas dengan wajah yang merah menahan amarah kemudian bangkit dan melangkah masuk ke dalam mansionnya. Ia hendak mengambil minuman dingin untuk meredakan emosinya yang mulai tersulut akibat perbincangan dengan Ruben yang sebenarnya jauh di lubuk hatinya, Thomas benci untuk mengakui tapi apa yang dikatakan oleh Ruben nyaris semuanya adalah sebuah kebenaran. Tapi saat ini dia merasakan nyaman dan tenteram dalam dekapan Vivian yang telah memberikan semua yang ia rindukan di masa lalu. Thomas tidak ingin kehilangan Vivian untuk kedua kalinya, lebih tepatnya keinginannya untuk memuaskan hasrat yang tertinggal selama beberapa puluh tahun ini. “Ada apa, Thomas? Kamu terlihat geram? Apa ada masalah?” tegur Vivian yang kebetulan berada di pantry, ia segera menyodorkan sebuah minuman dingin kepada

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN