Cerai.

1102 Kata

Sabtu sore yang dijanjikan itu pun tiba, Ruben menjemput Anya di ruko yang sekaligus merupakan kedai kopinya. Cuaca saat ini cukup bersahabat, angin sepoi bertiup menambah sebuah kesyahduan yang berpadu dengan semburat oranye di ufuk barat. “Selamat sore, Nyonya Anya. Apa Anda sudah siap?” sapa Ruben. “Sore Ruben, tentu saja! Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Thomas dan mengakhiri semua ini!” tegas Anya. Ruben menghela nafas perlahan, sikap keras kepala Anya dan Thomas tampaknya tidak bisa untuk ia luluhkan. Keduanya tampaknya sudah membulatkan tekad untuk berpisah dan memilih jalan hidup masing-masing. Ini adalah hal yang sangat disayangkan oleh Ruben sebab dalam kondisi hamil yang semakin membesar, jika mereka betulan bercerai maka Anya akan melahirkan tanpa didampingi oleh s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN