Anya menatap punggung Ruben yang berpamitan setelah menyerahkan koper yang berisi kompensasi perceraian dari Thomas dan sekarang menuju ke limosin yang terparkir di halaman kedai kopi miliknya. Ia menatap tajam dan melihat siluet yang sangat ia kenal berada di kursi penumpang limosin tersebut, itu adalah bayangan Thomas. “Kamu bersabar ya nak, apa pun yang terjadi Mamamu ini akan selalu kuat dan melindungi dirimu. Mama akan memastikan jika kamu lahir nanti maka akan tercukupi segala sesuatunya meskipun tidak mewah,” gumam Anya sambil mengusap perutnya. Setelah limosin yang dikemudikan oleh Ruben dan membawa Thomas di dalamnya berlalu dari parkiran ruko, Anya membawa koper yang ia pegang ke lantai atas dan menaruhnya di dalam lamari kamarnya. Ia mengunci pintu kamarnya dan entah kenapa me